Senin, 24 Juli 2017

Makalah Metode Ilmu Al-Lughah (مناهج علم اللغة)



MAKALAH
Metode Ilmu Al-Lughah (مناهج علم اللغة)

Mata Kuliah: Ilmu al-Lughah al-Nadzariy


Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan ridho-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.  Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu al-Lughah al-Nadzariy pada semester VI dengan temaMetode Ilmu Lughah”.
Makalah ini berisikan informasi mengenai metode Ilmu Lughah atau lebih khususnya menjelaskan berbagai metode dalam ilmu lughah, seperti: Linguistik komparatif, Deskriptif, Historis, dan Linguistik Kontrastif. Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah wawasan kepada pembacanya.
Kami juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu serta terlibat dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan baik.

Tangerang,  17 Maret 2017

        Penyusun




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................           i
DAFTAR ISI..................................................................................................          ii
BAB I. PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah................................................................                  1
B.   Rumusan Masalah..................................................................................           2
      C.   Tujuan Penulisan....................................................................................           2
BAB II. PEMBAHASAN
A.   Pengertian Metode dan Ilmu Lughah.................................................        2     
B.   Metode Ilmu Lughah...................................................................                      4
A.  Kesimpulan.............................................................................................. 13         10
B.  Saran......................................................................................................          10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................          11


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah lafadz-lafadz yang diungkapkan suatu kaum untuk menunjukkan maksud mereka. Inilah definisi bahasa yang sering  didengar dalam buku-buku Arab yang menjelaskan arti dari bahasa, yaitu sebuah ungkapan yang menunjukkan maksud yang dikehendaki oleh seseorang. Para ahli bahasa menamai ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya sebagai Ilmu Al-Lughah atau linguistik.[1]
Linguistik juga berperan penting dalam kajian ilmiah, salah satu alasan linguistik dapat dikatakan sebagai ilmu dalam kajian ilmiah adalah karena Linguistik juga memiliki beberapa metode ilmiah dengan berbagai ukuran riset yang bisa disesuaikan dengan objek kajiannya.[2] Berangkat dari masalah tersebut, pada makalah ini kami akan membahas beberapa metode dalam Ilmu Al-Lughah.
B. Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian dari Metode dan Ilmu Al-Lughah?
2.        Apa sajakah Metode dalam Ilmu Al-Lughah?
C. Tujuan Penulisan
                1.           Untuk memahami pengertian dari Metode dan Ilmu Al-Lughah;
                2.           Untuk mengetahui  Metode dalam Ilmu Al-Lughah;


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Metode dalam Ilmu Al-Lughah (Linguistik)
Metode dalam bahasa Inggris disebut Method, sedang dalam bahasa Arab disebut dengan al-Thariqah atau al-Manhaj artinya cara atau jalan yang dilalui supaya sampai ke tujuan. Dalam suatu pembelajaran, Metode adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan serta didasari oleh suatu pendekatan.[3] Sedangkan jika metode dilihat dari pendekatan suatu ilmu pengetahuan, maka metode adalah langkah-langkah yang sistematis dan teratur yang digunakan dalam rangka mencari kebenaran ilmu pengetahuan. Metode ilmiah diperlukan dalam melakukan suatu penelitian. Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tahu manusia terhadap suatu kejadian atau gejala alam.[4] Salah satunya termasuk bahasa yang digunakan oleh manusia.
Sedangkan Pengertian ilmu al-lughah secara etimologi yaitu ilmu bahasa (linguistik/linguistics). Kata linguistik (berpadanan dengan kata Linguitics dalam bahasa Inggris, Linguistique dalam bahasa Prancis, dan Linguitiek dalam bahasa Belanda) diturunkan dari bahasa Latin Lingua yang berarti “bahasa”[5]. Dalam kamus Oxford dijelaskan bahwa linguistik adalah “the scientific of language or a particular language”(Horby:781).[6]
Adapun secara terminologi, ilmu al-lughah menurut M. Fahmi Hijaziy (1978):
    علم اللغة في أبسط تعريفاته هو دراسة اللغة على نحو علمى ويعني هذا التعريف أن الدراسات اللغوية موضوعية وليست انطباعية ذاتية [7]
Ilmu Lughah dalam definisi yang paling sederhana adalah studi tentang bahasa dari sisi ilmiah, ini berarti bahwa studi ilmu Lughah adalah studi yang bersifat obyektif dan bukan hanya kesan semata”

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode ilmu lughah adalah langkah-langkah yang sistematis, jelas dan teratur yang digunakan para ahli bahasa untuk mencari kebenaran penelitian pada studi bahasa yang bersifat obyektif dari segi unsur bahasa, asal-usul bahasa, sejarah, perkembangan, dan perubahan bahasa.
Ilmu Lughah telah menyusun berbagai pendekatan untuk mempelajari bahasa, dan semua pendekatan ini memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh realitas bahasa, beberapa dari para linguis telah mengungkapkan rahasia dari sistem linguistik bahasa yaitu sebagai materi pelajaran, dan beberapa gerakan perubahan linguistik yang dibuat dari waktu ke waktu, sementara yang lain mempromosikan tujuan per-akar-an klasifikasi linguistik bahasa untuk keluarga linguistik, beberapa di antaranya datang untuk mencapai tujuan pendidikan di bidang pengajaran bahasa.
Bahasa dan ilmu pengetahuan modern menggunakan empat metode, yaitu sebagai berikut:
1.             Linguistik Komparatif (Comparative Linguistics/ علم اللغة المقارن)
2.             Linguistik Deskriptif (Descriptive Linguistics/ علم اللغة الوصفى)
3.             Linguistik Historis (Historical Linguistics/ علم اللغة التاريخى)
4.             Linguistik Kontrastif (Contrastive Linguistics/ علم اللغة التقابلى)
Pembahasan metode pada ilmu lughah klasik hanya menggunakan 3 metode saja, yaitu: linguistik Komparatif, Deskriptif, dan Historis. Kemudian dari metode historis lahirlah ilmu lughah kontemporer atau linguistik modern dengan menggunakan ketiga metode yang sama. Linguistik modern berasal dari seorang linguis barat Ferdinand de Saussure, yang membedakan langue, langage, dan parole.
Kemudian muncul selanjutnya linguistik Kontrastif yang dikenalkan oleh para ahli bahasa aliran trukturalis, yang bertujuan untuk mencari kesamaan dan perbedaan dua bahasa sebagai salah satu cara mengajarkan bahasa asing secara efisien dan efektif. Kemudian Ilmu ini dapat dipandang sebagai disiplin baru yang dapat berkembang dan diakui keberadaannya

1. Linguistik Komparatif (Comparative Linguistics)
Metode Komparatif atau metode perbandingan adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari bahasa dengan membandingkan beberapa bahasa yang serumpun, atau meneliti kekerabatan antar bahasa dengan membandingkannya. Bahasa-bahasa bisa berkerabat karena memang diturunkan dari sumber yang sama atau karena proses penyerapan. Metode ini sudah ada lebih dahulu dari pada linguistik modern, kemudian penelitian bahasa dengan metode ini terus berkembang hingga yang memuncak pada abad ke-19.[8]
Bahasa-bahasa yang satu rumpun seperti bahasa Sansekerta yang dikomparasikan dengan bahasa Yunani dan bahasa Latin, ketiganya adalah keluarga dari bahasa Ariya. Dari komparasi ini timbul adanya kekerabatan bahasa dari beberapa bahasa tersebut. Kemudian sedikit demi sedikit bahasa Eropa yang bermacam macam bahasa tersebut dikomparasikan dengan bahasa Iran dan bahasa Hindi, sudah jelas terbukti bahwa mayoritas dari komparasi tersebut terdapat satu kesamaan pada bentuk dan struktur kalimat. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa keluarga besar bahasa yang serumpun itu terkandung pada bahasa Hindi, bahasa Iran, dan bahasa Eropa.
Pembahasan dari metode komparatif ini didapati dari bahasa yang serumpun atau didapati dari beberapa cabang dari rumpun bahasa tersebut, karena itu metode ini dianggap sebagai cabang tersendiri dari cabang ilmu linguistik.
Ruang lingkup metode linguistik komparatif meliputi beberapa segi, diantaranya ilmu Ashwat (fonologi), shorof (morfologi), pembentukan kalimat (sintaksis), dan ilmu dilalah (semantik) bahkan pragmatik (kecocokan pada kata/kalimat).
Didalam metode komparatif untuk menentukan hubungan kekerabatan bahasa yaitu dengan menggunakan 3 metode yaitu metode kuantitatif dengan teknik leksikostatistik dan teknik grotokronologi, metode kualitatif dengan teknik rekonstruksi dan metode sosiolinguistik. Metode kualitatif dengan teknik grotokronologi digunakan untuk menentukan waktu pisah antara bahasa-bahasa yang berasal dari bahasa awal.
  
2. Linguistik Deskriptif (Descriptive Linguistics)
Metode deskriptif sering disebut juga dengan linguistik sinkronik, yaitu pembelajaran ilmiah pada satu bahasa atau satu dialek pada waktu dan tempat tertentu. Maksudnya adalah metode ini membahas bahasa hanya pada tingkat/level dari satu bahasa.
Para ahli bahasa masih membahas metode komparatif pada abad ke 19 dan awal abad ke 20, tidak ada konsepsi yang jelas untuk dapat mengkaji satu bahasa atau satu dialek secara ilmiah dan akurat. Kemudian barulah seorang peneliti barat yaitu Ferdinand de Saussure di Eropa (1857-1913) dengan kajiannya risetnya tentang teori dan fungsi bahasa membuktikan kemungkinan mengkaji suatu bahasa secara deskriptif untuk mengetahui struktur bunyi (fonologi), shorof (morfologi), nahwu (sintaksis), dan dilalah (makna). Penelitian ini di hubungkan pada tingkat bahasa tertentu pada satu masa, maksudnya penelitian deskriptif tidak boleh bercampur dengan waktu atau bercampur dengan tingkat bahasa yang berbeda beda.
Dengan demikian para linguis mulai mengembangkan metode penelitian untuk menganalisis konstruksi bahasa. Para linguis semakin menaruh perhatian terhadap metode deskriptif di wilayah Amerika setelah perang dunia II. Metode ini menjadi metode yang dominan pada sepuluh tahun yang lalu di kalangan orang yang berkecimpung dalam linguistik modern di seluruh penjuru dunia.
Para peneliti setelah masanya Ferdinand de Saussure mulai membuat kerangka penelitian pada struktur bahasa, dan perhatian para peneliti bahasa terhadap linguistik deskriptif berkembang sejak 70 tahun silam. Ilmu linguistik deskriptif ini menjadi ilmu utama bagi mayoritas para peneliti bahasa di seluruh dunia, sampai-sampai sebagian para ahli linguistik menyebutkan bahwa kitab ilmu lughah karya Abdul Wahid Waafi dengan sebutan Ilmu Lughah al-Hadits.
Adapun objek kajian linguistik deskriptif adalah: ilmu fonetik dan fonologi, ilmu morfologi, ilmu sintaksis, dan ilmu semantik. Pada zaman 1950-an bidang kajian metode ini hanya membahas pada bidang ilmu bunyi dan sintaksis saja, kemudian berkembang luas hingga sekarang.[9]
 3. Linguistik Historis (Historical Linguistics)
Metode historis adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari perkembangan bahasa dari satu masa ke masa dan mengamati bagaimana bahasa-bahasa tersebut mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Metode ini sering disebut juga linguistik diakronik, karena dapat dikatakan bahwa metode ini mempelajari dan meneliti pergeseran bahasa dalam jangka pendek dan perubahan-perubahan dalam jangka panjang, komponen fonologi, komponen morfologi, komponen sintaksis, dan komponen semantik satu atau beberapa bahasa. Jadi, metode linguistik historis membicarakan perkembangan bahasa atau bahasa-bahasa sejak mula adanya sampai sekarang, atau hal yang berhubungan dengan sejarah bahasa itu.
Objek kajian linguistik historis adalah mengkaji sejarah suatu bahasa, bagaimana dan mengapa perubahan bahasa bisa terjadi, kemudian perubahan dari bahasa tersebut dibandingkan dengan bahasa lain yang serumpun. Metode ini seringkali digabungkan dengan linguistik komparatif yang terkenal dengan sebutan Linguistik Historis Comparatif  (LHK) atau linguistik bandingan historis yaitu memperbandingkan bahasa-bahasa dari periode ke periode yang lain. Linguistik historis komparatif bertujuan untuk mengelompokkan bahasa-bahasa atas rumpun-rumpun dan berusaha menemukan sebuah bahasa purba atau proto language yang menurunkan bahasa-bahasa tersebut. linguistik juga menentukan arah penyebaran bahasa-bahasa.
Tugas utama dari linguistik historis komparatif ini adalah menganalisis dan memberikan penjelasan mengenai hakikat perubahan suatu bahasa. Pada umumnya hakikat suatu bahasa memiliki struktur bahasa (dimensi sinkronis) dan selalu mengalami perubahan bahasa (dimensi diakronis).
         4.         Linguistik Kontrastif (Contrastive Linguistics)
Dalam Aspek linguistik, kontrastif berkaitan dengan masalah perbandingan dua bahasa yang tidak serumpun dari segala komponennya secara sinkronik sehingga ditemukan perbedaan dan kemiripan. Teknik dasar linguistik kontrastif adalah untuk membandingkan sistem fonologi, sistem morfologi, sintaks dan leksikon (tata kata) dari dua bahasa atau lebih. Dalam prakteknya, perbandingan mungkin lebih dibatasi, misalnya hanya untuk leksikon.
Metode ini bertujuan untuk membantu pembelajaran bahasa dengan mengidentifikasi perbedaan penting antara pelajar asli dan bahasa target, juga membuktikan perbedaan-perbedaan antara dua tataran bahasa. Oleh karena itu, pada prinsip metode ini mengacu pada linguistik deskriptif. Apabila kedua tataran bahasa itu terdeskripsikan secara cermat melalui satu metode bahasa, maka setelah itu keduanya dapat dikaji melalui metode kontrastif. Konfirmasi perbedaan antara kedua tataran bahasa dapat memperjelas aspek-aspek kesulitan dalam pengajaran bahasa target.
Metode ini berhubungan pula dengan hipotesis kontrastif yang dikembangkan oleh Charles Fries (1945) dan Robert Lado (1957) keduanya menyatakan bahwa kesalahan yang muncul dalam pembelajaran B2 adalah karena perbedaan antara B1 dan B2 dan kemudahan dalam pembelajaran B2 disebabkan oleh kesamaan B1 dan B2.[10]
linguistik Kontrastif yang dikenalkan oleh para ahli bahasa aliran trukturalis, yang bertujuan untuk mencari kesamaan dan perbedaan dua bahasa sebagai salah satu cara mengajarkan bahasa asing secara efisien dan efektif. Asal mula metode ini bisa ditelusuri pada abad ke-18 dan pada abad ke-19 ketika makin banyak penelitian mengenai perbandingan bahasa.
Objek kajian linguistik kontrastif adalah pengkontrasan antara dua bahasa atau dua dialek atau bahasa dan dialek, yaitu antara dua tataran bahasa yang semasa. Metode kontrastif sebagai satu pendekatan dalam pengajaran bahasa termasuk dalam linguistik terapan. Artinya terapan ilmu bahasa dalam bidang praktis. Ilmu ini dapat dipandang sebagai disiplin baru yang dapat berkembang dan diakui keberadaannya.
  

BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Linguistik memiliki peran yang sangat penting dalam kajian ilmiah, karena Linguistik juga memiliki beberapa metode ilmiah dengan berbagai ukuran riset yang bisa disesuaikan dengan objek kajiannya. Adapun metode ilmu lughah adalah langkah-langkah yang sistematis, jelas dan teratur yang digunakan para ahli bahasa untuk mencari kebenaran penelitian pada studi bahasa yang bersifat obyektif dari segi unsur bahasa, asal-usul bahasa, sejarah, perkembangan, dan perubahan bahasa.
Ke empat metode tersebut, yaitu berikut:
1.        Linguistik Komparatif (Comparative Linguistics/ علم اللغة المقارن)
2.        Linguistik Deskriptif (Descriptive Linguistics/ علم اللغة الوصفى)
3.        Linguistik Historis (Historical Linguistics/ علم اللغة التاريخى)
4.        Linguistik Kontrastif (Contrastive Linguistics/ علم اللغة التقابلى)


B.       Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami menyarankan kepada teman-teman sesama mahasiswa untuk mencari informasi lain sebagai tambahan dari apa yang telah kami uraikan di atas.





DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2007. Linguitik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Fahmi Hijaziy, Mahmud. 1978. Madkhal ila ‘Ilmu al-Lughah. Kairo:Daar al-Tsaqafah.
Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Aziz. 2012. Modul Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama.
Hassan, Abdullah. 2005. Linguistik ‘Am. Malaysia: Fajar Bakri.
Sutama. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Fairus.
Yendra. 2016. Mengenal Ilmu Bahasa. Yogyakarta: CV Budi Utama.



[1] Abdul chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), h 1
[2] Yendra, Mengenal Ilmu Bahasa, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), h 28
[3] Aziz Fakhrurrozi dan Erta Mahyudin, Modul Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, 2012), h 19
[4] Sutama, Metode Penelitian Pendidikan, (Surakarta: Fairus, 2010), h 25
[5] Abdul Chaer, op. Cit, h 2
[6] Yendra, Loc. Cit
[7] Mahmud Fahmi Hijaziy, Madkhal ila ‘Ilmu al-Lughah, (Kairo : Daar al-Tsaqafah, 1978), h 17
[8]  Ibid, h 19
[9] Abdullah Hassan, Linguistik ‘Am, (Malaysia: Fajar Bakri, 2005), h 3
[10] Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2009), h 247



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bahasa Arab

MAKALAH HIPOTESIS DAN ASUMSI

  MAKALAH Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Bahasa Arab dan Sastra Arab HIPOTESIS DAN ASUMSI   BAB I PENDAHULUAN     A. Lat...