Rabu, 31 Mei 2023

MAKALAH SEJARAH BAHASA

 

MAKALAH SEJARAH BAHASA

MATA KULIAH: Ilmu Lughah An-Nadzory Wa Tathbiqy

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.        LATAR BELAKANG

Jika anda menganggap komputer, handphone, pesawat terbang adalah teknologi yang sangat canggih, maka anda harus memikirkannya lagi. Teknologi adalah benda/sesuatu yang memudahkan hidup manusia. Dari diskusi yang saya lakukan di perkuliahan dulu, teknologi yang paling canggih dan tidak terkalahkan adalah bahasa dan tulisan. Ya, tanpa bahasa dan tulisan, kita akan kesulitan berkomunikasi dan tentu saja teknologi-teknologi yang kita banggakan saat ini tidak akan ada.

Ada banyak teori mengenai sejarah perkembangan bahasa. Dr. Derek Bickerton dari Universitas Hawaii mengatakan bahwa dua juta tahun yang lalu manusia berbicara menggunakan bahasa tanpa grammar. Mereka hanya mengucapkan kata-kata tidak beraturan. Bahasa dengan grammar mulai berkembang pada 120.000 tahun yang lalu ketika manusia meninggalkan hutan dan mulai berburu. Saat berburu, mereka harus berkomunikasi satu sama lain sehingga mereka menciptakan kata-kata yang bebeas konteks. Bebas konteks di sini maksudnya satu kata tersebut dapat dipakai di konteks apapun. Misal kata singa yang bisa diucapkan di berbagaikonteks seperti “Singa itu besar”, “Singa itu bersembunyi di semak-semak”, “Awas, ada singa!

B.        RUMUSAN MASALAH

            1. Apa itu pengerrtian  Bahasa ?

            2. Bagaimana sejarah dan perkembangan bahasa ?

            3. Bagaimana sejarah dan perkembangan bahasa Arab ?

C.        TUJUAN PENULISAN MAKALAH

            1. Untuk mengetahui apa itu bahasa

            2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan bahasa

            3. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan bahasa Arab ?

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Pengertian Bahasa

Bahasa adalah alat untuk menyampaikan gagasan atau ide, pesam,

maksud dan perasaan kepada oranglain. Makna bahasa لغة /lughah” atau bahasa (secaraetimologis) berasal dari dua kata, yaitu dariلغى يلغى  yang artinya “lahjah atau suara” asal pengambilan kata yang kedua yaitu dari ungkapanلغى يلغو artinya ucapan atau pembicaraan, ما يصدر عن الإنسان إذا تكلم : segala yang keluar dari mulut orang jika berbicara.[1]

Di bawah ini beberapa pengertian tentang bahasa  menurut para ahli:

1.      Menurut Anies Farihah Bahasa adalah sekumpulan suara atau voices untuk mengekspresikan pikiran atau sebuah alat untuk mencapai pemahaman atau bahasa sebagai cara (sarana) untuk memperoleh suatu ma’na, karena perumusan definisi ilmiah yang konprehensif dari bahasa ini tidak mudah, seperti apa yang kamu pikirkan . Namun, dalam keterangannya Anies Farihah, beliau berpendapat bahwa bahasa bukan hanya sekumpulan suara saja, namun proses dari sekumpulan suara yang menjadi ma’na yang dapatdipahami oleh orang itu sendiri maupun orang yang diajak bicara.[2]

2.      Menurut Ibnu Jinni bahasa adalah suara atau lafadz-lafadz yang diungkapkan oleh kaum atau bangsa tentang maksud-maksud mereka.[3]

3.      Menurut M.Sulaiman Bahasa adalah sekumpulan dari bunyi-bunyi, zat sifat yang tertentu yang diungkapkan oleh kaum tentang maksud-maksud mereka.[4]

a.       Menurut Majidi dan Kami bahasa adalah sarana untuk bertukar pendapat dan pikiran seperti tanda-tanda atau symbol-simbol, bunyi-bunyi, lafadz. Menurut kedua nya bahasa terbagi menjadi dua pengertian:

1). Bahasa secara alami : seperti bergeraknya anggota dan         bunyi-bunyi yang teratur

2). Bahasa secara kondisi/situasi : suatu system atau tanda         tanda atau lafadz-lafadz yang sesuai dengan keadaan.

Bedasarkan definisi di atas, tampak bahwa bahasa adalah system lambing bunyi yang digunakan oleh sekelompok manusia (masyarakat) secara arbitrer sebagai alat komunikasi.Perlu diketahui, bahwa bunyi-bunyi yang digunakan dalam bahasa itu bukan sembarang bunyi. Bunyi-bunyi yang dimaksud adalah bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap.

B.     Sejarah dan perkembangan bahasa

Tarikhul Lughah[5]

Sejak dimulainya manusia saling bertemu antar satu dengan yang lainnya, manusia membutuhkan sarana untuk komunikasi dan memahami satu dengan yang lainnya. Seperti apa yang dikatakan Fandris( bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk social, yang telah menjadi dasar dan tipe yang mungkin bukti terbaik pada sifat social dari naluri manusia. Naluri yang didapati pada penduduk individu tempat bersama-sama untuk membuat karakteristik yang membawa mereka untuk unggul keluar bagi mereka yang tidak memiliki karakteristik ini ada pada tingkat yang sama), dan bahasa dapat menjadi sarana masyarakat untuk berkomunikasi dari budaya primitive kemasyarakat yang lebih baik.

Maka terjadinya komunikasi dibagi menjadi tiga tingkatan : komunikasi dengan menggunakan symbol-simbol bahasa, komunikasi tidak menggunakan symbol bahasa, komunikasi yang terjadi karna ketidaksadaran dan keadaan bahasa itu sendiri. Dan kita sekarang menemukan cara terbaik dalam berkomunikasi dan memahami sesame manusia dengan menggunakan bahasa dan bunyi-bunyis suara.

Dan tidak diketaui kapan munculnya bahasa dan kosakata sampai setelah akhir abad kedua, dan kemudian diluncurkan (diperkenalkan) bahasa oleh para pemuka Arab setelah bunyi-bunyi mereka ketahui. Hal demikian disebut perawi yang menyelenggarakan (mengajarkan) akan bunyi-bunyi atau bahasa. Namun pada abad keempat setelah diuraikan (dijelaskan) kategori pada bahasa dan perbedaan ilmu-ilmu Arab, maka dengan itu mereka akan mengenal bahasa. Dibalik judul pembahasan ini ada nama-nama pada abad ke-empat yang memperkenalkan diantaranya Abu Thayyib Al Lughawi, Abu Darid, dan Al Azhari.

Hal ini diyakini bahwa kata (kalimat) tidak menanggapi pada sastar Arab sebelum abad kedelapan. Dan bahasa Al-qur’an dianggap sebagai kalimat ucapan sebagaimana yang terdapat didalam surah Al Ahqofayat 12 dan surah Asysyu’araayat 192-195, dalam kalimat ini sangat masyhur (terkenal) padabahasa yang mulia.

Dan doctor Anies berkata (menunjukkan bahwa orang-orang Arab kuno diabad Jahiliyah (abad yang belum mengenal akan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi) dan diawal Islam mucul tidak mengenalakan bahasa keculi dengan ucapan (yang alami) yang bercampur lafadz dan ma’na pada menganggungkan bahasa yang mulia, dan dianggap ini ungkapan dengan apa yang datang pada Al-qur’an dari kalimat lisan pada ma’na lughah.

C.    Sejarah dan perkembangan bahasa Arab

Sebagian ahli bahasa membagi bahasa dari aspek kemunculannya menjadi: Bahasa Samiyah (Semit); mencakup bahasa Arab, Ibrani, Sumeria, Kaldea, Habsyi (Ethiopia), Assyria, Babilonia, Punisia, Hamiri, dan Nabthea. Bahasa Ariya; mencakup bahasa Hindu kuno –Sansekerta– (termasuk turunannya adalah: bahasa Persia Kuno, bahasa Latin dan Jerman) dan derivatnya yang merupakan bahasa modern, yaitu bahasa Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol. Dan Bahasa Thurani (Mesir kuno); Turki, Hongaria, Tartar, dan Mongolia

Bahasa arab adalah salah satu bahasa yang tertua di dunia.  Asal usul bahasa Arab berasal dari penduduk asli Jazirah Arab dan merupakan salah satu rumpun bahasa Semit yang tumbuh dan berkembang jauh sebelum agama Islam datang dan mampu bertahan hingga kini seperti halnya bahasa Ibrani (bahasa resmi Israel).[6]  Kemudian dalam perkembangannya melahirkan berbagai bahasa di antaranya bahasa Akadiya, Kan'an Aramia. Arab dan Ethopia.

Terfokus pada bahasa Semit, maka bahasa Semit dibagi kepada dua bagian yaitu: bagian Utara terdiri dari bahasa Akkadia, bahasa Babilonia, bahasa Kan'an dan bahasa Aramiah sedangkan bagian Selatan  terdiri dari bahasa Arab, bahasa Yunani dan bahasa-bahasa Ethopia.[7] Lewat pembahasan ini, telah diketahui bahwa bahasa Arab berasal dari rumpun bahasa Semit (Semetik Language/samiyah).

Berbicara tentang bahasa, maka tidak lepas dari bangsa yang menuturkannya. Menurut sejarah, bahwa bangsa Arab seperti halnya bangsa Aria, Pinikiah, Ibrani, Yaman, Babilonia dan bangsa-bangsa yang terdapat di sekitarnya itu berasal dari satu bangsa yang disebut bangsa al-Samaniyyun.[8] Sedangkan bangsa Semit adalah bangsa yang berasal dari garis keturunan Nabi Nuh yang bernama Sam Ibn Nuh. Yang kemudian dalam perkembangannya melahirkan berbagai bangsa dan bahasa, di antaranya bangsa Akkadia, Kan'an, Aram, Arab dan Ethopiah. Dari sini dapat dipahami bahwa sebenarnya bahasa-bahasa yang telah dikemukakan itu berasal dari satu bahasa yang dituturkan dari satu keturunan .

Bahasa Arab memiliki keistimewaan karena keberadaannya sebagai bahasa yang memiliki isytiqâq dan i’rab secara bersamaan. Selanjutnya bahasa Arab mengalami perkembangan yang terdiri dari beberapa priode, antara lain : [9]

1.      Priode Jahiliyah, munculnya standarisari nilai-nilai pembentukan bahasa  Arab fusha, dengan adanya beberapa kegiatan yang telah menjadi tradisi masyarakat Makah, berupa festival syair-syair Arab di pasar Ukaz, Majanah, Zul Majah, sehingga mendorong tersiar dan meluasnya bahasa Arab, yang pada akhirnya kegiatan tersebut dapat membentuk stsndarisasi bahasa Arab fusha dan kesusasteraannya.

2.      Periode Permulaan Islam, turunnya al-Quran dengan membawa kosa-kata baru dengan jumlah luar biasa banyaknya menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang sempurma baik dalam kosa-kata, makna, gramatikal dan ilmu lainnya. Hingga perluasan wilayah-wilayah kekuasaan Islam sampai berdirinya Daulah Umayah. Setelah berkembang kekuasaan Islam, orang-orang Islam Arab pindah ke negeri baru, sampai masa Khulafa ar-Rasyidin.

3.      Priode Bani Umayah, terjadinya percampuran orang-orang Arab dengan penduduk asli akibat logis dari perluasan wilayah Islam. Adanya upaya-upaya orang Arab untuk menyebarkan bahasa Arab ke wilayah melalui akspansi yang beradab. Melakukan Arabisasi dalam berbagai kehidupan, sehingga penduduk asli mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa agama dan pergaulan.

4.      Priode Bani Abasiyah, pemerintahan Abasiyah berprinsip bahwa kejayaan pemerintahannya sangat tergantung kepada kemajuan agama Islam dan bahasa Arab, kemajuan agama Islam dipertahankan dengan melakukan pembedahan Al-Quran terhadap cabang-cabang disiplin ilmu pengetahuan baik ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan lainnya. Bahasa Arab Badwi yang bersifat alamiah ini tetap dipertahankan dan dipandang sebagai bahasa yang bermutu tinggi dan murni, yang harus dikuasai oleh para keturunan Bani Abbas. Pada abad ke-4 H bahasa Arab fusha menjadi bahasa tulisan untuk keperluan administrasi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan bahas Arab mulai dipelajari melalui buku-buku, sehingga bahasa fusha berkembang dan meluas.

5.      Priode Sesudah Abad ke-5 H, bahasa Arab tidak lagi menjadi bahasa politik dan administrasi pemerintahan, tetapi hanya menjadi bahasa agama. Hal ini terjadi setelah dunia Arab terpecah dan diperintah oleh penguasa politik non Arab (Bani Saljuk), yang mendeklarasikan bahasa Persia sebagai bahasa resmi negara Islam dibagian timur, sementara Turki Usmani (Khilafah Ustmani) yang menguasai dunia Arab yang lainnya, malah mendeklarasikan bahwa bahasa Turki sebagai bahasa administrasi pemerintahan. Sejak saat itu sampai abad ke7 H bahasa Arab semakin terdesak.

 

6.      Periode bahasa Arab di zaman baru, kebangkitan bahasa Arab yang dilandasi dengan upaya pengembangan oleh kaum intelektual Mesir. Dengan ciri-ciri :
a.  Bahasa Arab sebagai bahasa pengantar di sekolah dan ketika

Perkuliahan,

b. Munculnya gerakan menghidupkan warisan budaya lama dan

menghidupkan penggunaan kosakata asli dari bahasa fusha.
c. Adanya gerakan yang mendorang penerbitan dan percetakan

di negara-negara Arab, juga mencetak kembali buku-buku sastra Arab dari segala zaman dalam jumlah massif, begitupun penerbitan buku-buku dan berbagai kamus bahasa Arab.

 

BAB III

PENUTUP

 

A.        KESIMPULAN

            Bahasa merupakan alat yang paling penting untuk menyampaikan ide pikiran kepada oranglain. Sejak pertama kali manusia bertemu manusia membutuhkan bahasa untuk memahami dan berkomunikasi.

            Bahasa Arab merupakan rumpun bahasa samiyah yang dinisbahkan kepada keturunan sam anak Nabi Nuh, bahasa Arab pula bahasa yang paling hampir keaslian bahasa arab zaman Nabi Ismail  dan bahasa arab adalah salah satu daripada lima bahasa utama yang telah member sumbangan besar dalam sejarah perkembangan manusia.

 

B.        SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami menyarankan kepada teman-teman sesama mahasiswa untuk mencari informasi lain sebagai tambahan dari apa yang telah kami uraikan di atas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

A.Suherman.Ikhtisar `Ilmu al Lughah al Nafsi.Garis Besar Materi Perkuliahan     Pada    Program Pendidikan Bahasa Arab FPBS IKIP Bandung.

Farihah. Anies.1981.Nadzriyaat fi al-lughah.Beirut: Dar al-Kitab al-Lubnani.

Fahmi.Mahmud.1948.Hijjas Madhal al-Ilmu al-Lughah.Kairo: Darul Qiba'a al      Riba'ah.

Hilal. Hamid. Ghafar. Abdul. Al Hajat al Arabiyah : Nasy’atan wa Tathawwuran,

Ibnu jinni, Al-Khasaish al-juzul awwal

Ahmad Izzan.2009 .Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab cet.III.Bandung:Humaniora

Sulaiman al Asqori.Muhammad Mu’jam Ulum al Lughah al Arabiyah

Sumardi.Mulyanto. et. al. 1976.Pedoman pengajaran Bahasa Arab pada    perguruan tinggi agama Islam IAIN .Jakarta: Proyek pengembangan sistem pendidikan

Zaidan.Jurji.1977. Tarikh al-Lughah al-Arabiyah .Cairo: Dar al-Ma'arif

 



[1]  A. Suherman Ikhtisar `Ilmu al Lughah al Nafsi.Garis Besar Materi Perkuliahan Pada Program Pendidikan Bahasa Arab FPBS IKIP Bandung.

[2] Anies Farihah, Nadzriyaat fi al-lughah, (Beirut: Dar al-Kitab al-Lubnani, 1981), hlm.7

[3] Ibnu jinni, Al-Khasaish al-juzul awwal

[4]  Muhammad Sulaiman al Asqori Mu’jam Ulum al Lughah al Arabiyah

[5] Abdul Ghafal Hamid Halal, Al Hajat al Arabiyah : Nasy’atan wa Tathawwuran, Hlm. 26

[6] Bahasa Ibrani merupakan rumpun bahasa Semit masih terpakai sebatas pada bahasa kitab suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Adapun bahasa Ibrani yang digunakan di Israel adalah bahasa Ibrani Modern yang telah melalui proses modifikasi dan serapan bahasa Eropa cukup dominan di dalamnya. Lihat Mahmud Fahmi, Hijjas Madhal al-Ilmu al-Lughah, (Kairo, Darul Qiba'a al-Riba'ah, 1948), h. 173

[7] Mulyanto Sumardi, et. al., Pedoman pengajaran Bahasa Arab pada perguruan tinggi agama Islam IAIN (Jakarta: Proyek pengembangan sistem pendidikan RI, 1976),hlm.30

[8]  Pendapat tersebut pertama kali dilontarkan oleh seorang ilmuan Jerman yang bernama Schlozer pada akhir abad XVIII M. Lihat Jurji Zaidan, Tarikh al-Lughah al-Arabiyah (Cairo: Dar al-Ma'arif, 1977), h. 21

[9]  Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, cet. III., Humaniora: Bandung. 2009. hlm. 15-44

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bahasa Arab

MAKALAH HIPOTESIS DAN ASUMSI

  MAKALAH Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Bahasa Arab dan Sastra Arab HIPOTESIS DAN ASUMSI   BAB I PENDAHULUAN     A. Lat...