Rabu, 31 Mei 2023

MAKALAH SEJARAH ISLAM DI NUSANTARA

 

MAKALAH SEJARAH ISLAM DI NUSANTARA

MATA KULIAH: KMH

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.        LATAR BELAKANG

Penyebaran Islam di Nusantara, termasuk di pulau Jawa, biasanya digambarkan sebagai penyebaran yang bersifat damai. Dengan kata lain, Islam tersebar di wilayah ini tanpa melalui peperangan sebagaimana yang terjadi di Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa, dan Asia Tengah. Penyebaran yang damai ini dilihat oleh sebagian orang sebagai hal yang positif, karena membantu terbentuknya karakteristik Islam yang cenderung damai dan toleran. Tapi ada juga yang melihatnya sebagai kelemahan. Pola dakwahnya yang cenderung kurang tegas dalam aspek aqidah dianggap telah menyebabkan banyaknya percampuran nilai-nilai lokal yang tidak Islami dengan nilai-nilai dan praktek agama Islam.

Penyebaran Islam di Nusantara pada awalnya memang dilakukan oleh para pedagang Muslim yang melakukan aktivitas perdagangan hingga ke wilayah ini. Karena mereka bukan merupakan ulama atau dai yang mengkhususkan diri untuk menyebarkan Islam, maka perkembangan Islam di Nusantara pada awalnya juga berlangsung relatif lambat. Walaupun para pedagang dari Timur Tengah telah melalui Selat Melaka sejak sebelum munculnya Islam di Jazirah Arab, Islam tersebar di Nusantara dalam waktu yang relatif lambat. Hal ini disebabkan faktor jarak yang jauh antara pusat pertumbuhan Islam di Jazirah Arab dengan wilayah Nusantara. Sebagaimana Geoffrey Blainey menggambarkan betapa tirani jarak (tyranny of distance) telah membentuk sejarah negerinya, Australia, tirani jarak juga sebetulnya ikut membentuk sejarah perkembangan Islam di Nusantara.

 

 

 

B.        RUMUSAN MASALAH

            1.  Bagaimana proses masuknya Islam di nusantara ?

            2.  Bagaimana proses perkembangan Islam di nusantara ?

            3.  Bagaimana corak islam di nusantara ?

4.  Bagaimana kedatangangannya penjajahan bangsa barat di nusantara ?

 

C.        TUJUAN PENULISAN MAKALAH

1.untuk mengetahui proses masuknya Islam di nusantara

2. untuk mengetahui bagaimana proses perkembangan Islam di nusantara

3. untuk mengetahui corak Islam di nusantara

4. untuk mengetahui bagaimana kedatangan dan penjajahan bangsa barat

   di nusantara

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.    Proses Masuknya Islam Di Nusantara

Sejarawan membuat tiga teori mengenai siapa pembawa Islam  ke Nusantara. Tiga teori tersebut ialah sebagai berikut :

1.      Teori Gujarat

a.       Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:

b.       Kurangnya fakta yang menjelaskan peran bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.

c.       Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.

d.      Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat.

Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam. Demikianlah penjelasan tentang teori Gujarat.

2.      Teori Makka

Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:

a.              Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera

sudah terdapat perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.

b.              Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi'i,

dimana pengaruh mazhab Syafi'i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. SedangkanGujarat / India adalah penganut mazhab Hanafi.

c.              Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu

gelar tersebut berasal dari Mesir. Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.

3.      Teori Persia

Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti:

a.                  Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya

Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.

b.                  Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar

dengan sufi dari Iran yaitu Al – Hallaj.

c.                  Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf    

Arab untuk tanda- tanda bunyi Harakat.

d.                  Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419

di Gresik.

e.                  Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik.

Leren adalah nama salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.

 

Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India). Demikianlah uraian materi tentang proses masuknya Islam ke Indonesia.

B.     Proses Perkembangan Islam Di Nusantara

1.      Pengertian proses masuk dengan perkembangannya agama islam di Indonesia seperti berikut :

a.       Masa kedatangan Islam ( kemungkinan  sudah terjadi sejak abad ke-7 sampai dengan abad ke-8 Masehi )

b.      Masa penyebaran Islama ( Mulai avbad ke-13 sampai dengan abad ke-16 Masehi, Islam menyebar ke berbagai penjuru pulau di Nusantara )

c.       Masa perkembangan islam (mulai abad ke-15 masehi dan seterusnya melalui kerajaan-kerajaan islam, seperti kerajaan aceh Darussalam, kerajaan samudra pasai, kerajaan demak, kerajaan banten, kerajaan Cirebon, kerajaan kutai di kaltim dan lain-lain)

 

1.      Penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia disebarkan melalui berbagai saluran, yaitu :

a.       Saluran perdagangan

Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.

b.      Saluran perkawinan

Para pedagang muslim banyak yang menetap cukup lama di Indonesia. Mereka menikahi wanita pribumi sebagai putrinya. Sebelum dinikasi, wanita yang belum beragama Islam diminta masuk. Islam terlebih dahulu. Di antara wanita yang dinikahi pedagang muslim adalah putri raja atau bangsawan. Khusus pada proses perkawinan yang melibatkan putri raja atau bangsawan sangat bermanfaat bagi penyebaran agama Islam. Dengan proses seperti itu, agama Islam menjadi cepat berkembang. Apabila seorang raja atau adipati sudah masuk Islam maka rakyatnya juga akan mudah diajak masuk Islam. 

c.       Saluran pendidikan

Pendidikan  (pesantren) Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang asli dari akar budaya indonesia, dan juga adopsi dan adaptasi hasanah kebudayaan pra Islam yang tidak keluar dari nilai-nilai Islam yang dapat dimanfaatkan dalam penyebaran Islam. Ini membuktikan Islam sangat menghargai budaya setempat selama tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

d.    Seni budaya

Saat itu media tontonan yang sangat terkenal pada masyarakat jawa kkhususnya yaitu wayang. Wali Songo menggunakan wayang sebagai media dakwah dengan sebelumnya mewarnai wayang tersebut dengan nilai-nilai Islam. Yang menjadi ciri pengaruh Islam dalam pewayangan diajarkannya egaliterialisme yaitu kesamaan derajat manusia di hadapan Allah dengan dimasukannya tokoh-tokoh punakawan (karakter yang khas dalam wayang Indonesia ) seperti Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.

2.      Para wali songo yang berjuang dalam penyebaran agama Islam di berbagai daerah di Pulau Jawa adlah sbagai berikut :

a.    Maulana Malik Ibrahim

b.    Sunan Ampel

c.    Sunan Drajat

d.    Sunnan Bonang

e.    Sunan Giri

f.     Sunan Kalijaga

g.    Sunan Kudus

h.    Sunan Muria

i.      Sunan Gunung Jati

 

C.    Corak Islam Di Nusantara

1. Corak dan perkembangan Islam di Indonesia Masa Penjajahan[1]

            Di tengah-tengah proses transformasi social yang relative damai itu, datanglah pedagang barat, yaitu Portugis. Kemudian   Spanyol di susul Belanda dan Inggris. Tujuannya adlah menaklukan kerajaan-kerajaan Islam Indonesia di sepanjang pesisir kepulauan Nusantara ini.

2. Gerakan dan Organisasi Islam

            Akibat dari “resep politik Islam” nya Snouck Hurgonye itu menjelang permulaan abad ke-xx umat islam Indonesia yang jumlahnya semakain bertambah menghadapi tiga tayangan dari pemerintah Hindia Belanda, yaitu : Politik devide etimpera, politik penindasan dengan kekerasan dan politik menjinakan melalui asosiasi.

            Namun , ajaran Islam pada hakikatnya terlalu dinamis untuk dapat dijinakkan begitu saja. Dengan pengalaman tersebut, orang islam bangkit dengan menggunakan taktik baru, bukan dengan perlawanan fisik tetapi dengan membangun organisasi.

            Selama pendudukan jepang, pihak Jepang rupanya lebih memihak kepada kaum muslimin dari pada golongan nasionalis karena mereka berusaha menggunakan agama untuk tujuan perang mereka. Ada tiga perantara politik berikut ini yang merupakan hasil bentukan pemerintah Jepang yang menguntungkan kaum muslimin, yaitu :

     1. Shumubu, yaitu Kantor Urusan Agama yang menggantikan Kantor

            Urusan Pribumi zaman Belanda.

     2. Masyumi, yakni singkatan dari Majelis Syura Muslimin Indonesia

       menggantikan MIAI yang dibubarkan pada bulan oktober 1943.

     3. Hizbullah, (Partai Allah dan Angkatan Allah), semacam organisasi 

         militer untuk pemuda-pemuda Muslimin yang dipimpin oleh Zainul    

         Arifin.

 

D.    Kedatangan Dan Penjajahan Bangsa Barat Di Nusantara

            Seacara umum kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk berdagang(gold), menyebarkan agama(glory), mencari kemuliaan bangsa (gospel) dan menyalurkan jiwa penjajahan.

Pada abad ke-16 mulai terdapat suasana baru di perairan Indonesia. Selama berabad-abad perairan Nusantara hanya di layari oleh kapal-kapal dari Indonesia dan Asia, seperti Cina, Peru, Gujarat, Benggala, Persia, dan Arab. Tetapi sejak abad ke-16 di perairan Nusantara muncul pelaut-pelaut dari Eropa. Kemajuan ilmu dan teknik pelayaran, menyebabkan pelaut-pelaut Eropa itu mampu berlayar dengan menggunakan kapal sampai perairan Indonesia.[2]

Perkembangan dan pertumbuhan Islam di Indonesia menyebabkan berdirinya kerajaan Islam. Kemudian karena Indonesia kaya raya, maka datanglah bangsa-bangsa Barat, di antaranya Portugis di tahun 1512, kemudian di susul Spanyol di tahun 1521, lalu Prancis pada tahun 1529, dan Belanda pada tahun 1596, baru Inggris datang kemudian. [3]

Orang Portugislah yang mula-mula muncul di Indonesia. Kedatangan mereka disebabkan beberapa faktor yaitu dorongan ekonomi, mereka ingin dapat keuntungan besar dengan berniaga. Mereka ingin membeli rempah-rempah di Maluku dengan harga rendah dan menjualnya di Eropa dengan harga tinggi. Faktor lain yaitu hasrat untuk menyebarkan agama  Kristen dan melawan orang Islam. Selain itu hasrat berpetualang yang timbul karena sikap hidup yang dinamis. Pelaut-pelaut Portugis itu ingin melihat dunia di luar tanah airnya.

Kemudian perairan Indonesia kedatangan orang Eropa lainnya yaitu orang Belanda, Inggris, Denmark, dan Prancis. Pelaut-pelaut Belanda dan Inggris secara bergantian tiba di Indonesia. Maksud kedatangan orang Belanda dan Inggris ke Indonesia tidak berbeda dengan Portugis dan Spanyol, yaitu ingin memperoleh rempah-rempah dengan murah.

Kedatangan bangsa Portugis di Nusantara dipermudah oleh kondisi waktu itu terutama adanya kevakuman kekuasaan di Nusantara dan pertentangan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang saling berebut hegemoni. Pertentangan inilah yang dimanfaatkan Spanyol dan Portugis dengan dalih bersekutu mereka mengadu domba di antara kerajaan-kerajaan kecil tersebut untuk saling bermusuhan.[4]

Pada masa Belanda, setelah kompeni dikepalai oleh Gubernur Jendral J.P. Coen, maka tujuan mereka semakin jelas, yakni mengusai perdagangan  rempah-rempah di Indonesia, secara sendirian maupun monopoli. Dalam upaya melaksanakan monopoli, mereka tidak segan-segan menggunakan kekerasan. Kompeni mulai menguasai beberapa wilayah. Praktek sedemikian itu merugikan kerajaan-kerajaan di Indonesia, sehingga di mana-mana timbul perlawanan terhadap kompeni.[5]

 

 

 

 

 

 

 

                                                                                                                                  

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    KESIMPULAN

Pada abad 13 Masehi ada fenoma yang disebut dengan Wali Songo yaitu ulama-ulama yang menyebarkan dakwah di Indonesia. Wali Songo mengembangkan dakwah atau melakukan proses Islamisasinya melalui saluran-saluran: Perdagangan, Pernikahan ,Pendidikan (pesantren) , Seni dan budaya. Ketika penjajahan datang, mengubah pesantren-pesantren menjadi markas-markas perjuangan, santri-santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah sedangkan ulamanya menjadi panglima perangnya. Hampir seluruh wilayah di Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap penjajah adalah kaum muslimin beserta ulamanya Dakwah Islam di Indonesia terus berkembang dalam institusi-institusi seperti lahirnya Nadhatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan lain-lain.

Lembaga-lembaga ke-Islaman tersebut tergabung dalam MIAI (Majelis Islam ‘Ala Indonesia) yang kemudian berubah namanya menjadi MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) yang berperan penting dalam kemerdekaan dari penjajahan oleh negara lain terhadap bangsa indonesia.

B.     SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami menyarankan kepada teman-teman sesama mahasiswa untuk mencari informasi lain sebagai tambahan dari apa yang telah kami uraikan di atas.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Amin. Samsul Munir. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.

Fatah Syukur NC. 2009.  Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT. Pustaka Riski Putra.

 Dudung Abdur Rohman . 2002 Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa Klasik         Hingga Modern. Yogyakarta: LESFI.

http://www.trendilmu.com/2015/10/corak.dan.perkembangan.islam             di.Indonesia.seo.html#.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



[2]  Samsul Munir Amin,Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 349 - 351

[3] Fatah Syukur NC, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang, PT. Pustaka Riski Putra, 2009), hlm. 214

[4] Dudung Abdur Rahman, Sejarah Peradaban Islam: Dari Masa Klasik Hingga Modern. (Yogyakarta: LESFI, 2002), hlm. 341

[5] Samsul Munir Amin, Op. Cit., hlm. 373

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bahasa Arab

MAKALAH HIPOTESIS DAN ASUMSI

  MAKALAH Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Bahasa Arab dan Sastra Arab HIPOTESIS DAN ASUMSI   BAB I PENDAHULUAN     A. Lat...